MERAJUT CINTA DAN RINDU

Meronta-rota diperantauan  jauh dengan orang yang di cintai menjadikan aku linglung tidak menentu. Terkadang aku merasa sudah ada di sampingnya, namun itu hanya mimpi belaka. Enam bulan adalah masa yang sangat berat bagiku dan laila menjalani hidup berjauhan, komunikasi via mobile adalah jalan melampiaskan kerinduan. 

Aku terus berjuang agar masa studiku selesai tepat waktu, membaca dan membuat note disetiap sudut ruangan adalah kebiasaan yang telah ku lakukan selama di india.
Akhirnya ujian final ku tiba, aku ikuti dengan seksama sehingga membuahkan hasil yang baik. Sujud syukur kepada Allah karna aku lulus tepat waktu. Semua keluarga, sanak famili aku kabari tentang berita gembira ini, setidaknya membuat mereka gembira dengan apa yang telah aku raih selama ini. Masalah yang datang setelah itu adalah aku harus pulang untuk menepati janji dengan orang yang telah lama aku tinggalkan. Alhamdulillah, dengan izin Allah, aku kembali dengan selamat ke tanah airku tanpa kekurangan apapun.

Sebelumnya aku telah merencakan sesuatu dengan calon kakak ipar ku dimedan perihal kepulangan ku yang tidak di ketahui oleh Laila, aku menelponnya dimana saat itu dia mengabariku untuk ikut tes CPNS di tanjung balai, disana kakak kandungnya tinggal bersama suaminya. Aku mengizinkan Laila untuk ikut tes tersebut, dengan catatan dia datang pada hari dan tanggal yang telah aku tentukan dan harus mengunjungi rumah kakak ku di medan. Hal itu aku lakukan karna jadwal penerbangan ku dari New Delhi telah terjadwal, aku ingin bertemu dengan Laila di medan dan menemaninya untuk ikut tes sebagai salah satu bentuk kepeduliaanku terhadap dirinya. Di akhir kata dalam komunikasi ku dengannya, kamu datang aja ke medan nanti kakak akan menjemputmu.

Hari itu tiba begitu cepat! Dia menunggu ku agak lama di stasiun bus, berkali-kali dia menelpon kakak ku untuk memastikan jemputan, kakak ku hanya berkilah sedang dijalan. Aku bergegas ke stasiun setelah mendapatkan kabar dari kakak kalau Laila sudah tiba, keterlambatan ku bukan sengaja tapi kemacetanlah yang menjadi kendala. Sangat tidak sabar dengan laju becak yang sangat lamban, aku takut terjadi sesuatu padanya karna medan adalah kota penuh kejahatan.

 Begitu tibanya kau disana, aku langsung menelpon kakak ku bertanya di mana posisi Laila beristirahat. Begitu aku mencoba menghubunginya sepintas saja dia melihat ku sehingga terungkaplah sudah drama yang telah aku sutradai. Laila tercengang dan langsung duduk begitu melihatku, sangat tidak mungkin menurutnya kalau aku pulang dan berada dihadapannya sekarang. Aku pun mendekat dan menyapanya, wajahnya tampak marah namun di iringi kegembiraan yang tidak bisa di ukir dengan kata-kata. Komunikasi pun berjalan hangat! Banyak cerita dan derita yang kami bicarakan, maklum saja enam bulan berpisah adalah waktu yang sangat lama bagi arjuna dan shinta. Kami pun bergegas kembali ke rumah kakak untuk beristirahat karna perjalanan kami esok hari lumayan jauh.

Stasiun kereta api adalah tujuan kami pagi itu, setelah subuh kami langsung bergegas kestasiun, karna untuk mendapatkan tiket harus mengantri dengan panjang. Tiket pun kami dapatkan maka perjalanan ke tanjung balai di mulai, singkat cerita kami pun tiba disana dan menetap dirumah kakaknya Laila yang bersikap sangat ramah dan baik kepadaku. Di rumah itu aku menemukan sosok yang tegas dan lembut, bahkan membuatku menangis karna teringat kepada orangtua yang belum sempat aku temui....ya..air mata ku mengalir begitu saja! Aku hanya diam dan memendam kerinduan itu!!!!!!Ayah ..Ibu..aku akan pulang!...Bersambung!

No comments:

Post a Comment

Warna - Warni Kehidupan Setelah Menikah

Berkat kudrah dan iradah Allah, aku menjadi orang yang tidak membebani orang lain karna kerja yang ku miliki setidaknya bisa membantu ke...