Sudah hampir satu bulan turun panas atau demam menyerang tubuh, bolak-balik klinik belum juga menberikan hasil yang memuaskan. Terongkongan terkadang gatal seperti ada benda yang mengelitik atau mengorok saluran leher, sehingga membuat tidak nyaman bahkan mual-mual juga mengiringinya. Perut yang kembung direkayasa sebagai lambung masuk angin atau maag,begitu juga dengan kondisi badan yang sekali-kali melemah beberapa menit dengan iringan demam membuatku tidak panik, bahkan mengira penyakit yang ada didalam tubuh sedang mengalami proses penyembuhan yang dilakukan oleh obat.
Suatu hari saya berdiri didepan kelas dengan tujuan untuk mengajar, tiba-tiba saja saya hampir roboh dengan pemandangan yang hampa atau pitam yang datang tiba-tiba. Tanpa menunggu intruksi saya langsung duduk kembali dan memerintahkan anak-anak untuk mengerjakan tugas dikelas dan harus diselesaikan setelah satu jam tiga puluh menit, tentunya saya tidak beranjak dari tempat duduk dan setia menemani mereka mengerjakan tugas sampai akhir jam belajar.
Selesainya tugas kerja, bisikan untuk segera pulang kerumah tertanam dalam benak. Spontan saja saya pulang dengan tujuan beristirahat dan menuruti perintah sang istri untuk cek up ke dokter perihal penyakit yang melanda tubuh ini.
Begitu tiba ditempat praktek dokter langsung mendaftar dan menunggu pasien, begitu pasien keluar langsung giliran saya masuk untuk pemeriksaan kesehatan. Setelah sedikit banyak mengutarakan kendala-kendala yang saya alami, dokter mengecek tubuh secara medis dan memutuskan kalau saya terjangkit tipes, tifus atau Typhoid. Seketika tubuh saya melemah mendengar statement itu, dengan tidak berputus asa keesokan harinya pengecekan darah ke lab. harus saya lakukan untuk memasatikan kalau penyakit saya benar tifus dan tidak ditemani oleh penyakit-penyakit lain. Setelah mendapatkan hasil tes lab, saya langsung menjumpai dokter menyerahkan hasil tes tersebut, dan benar saja tifus saya positif dengan tingkat 320, dimana dengan angka tersebut termasuk dalam tipe tifus tingkat tinggi.
Dokter menganjurkan dengan sangat tegas agar istirahat total dengan cara dirawat dirumah sakit, namun saya masih berpikir dan kalau bisa diberikan dispensasi untuk dirawat dirumah atau istirahat dirumah saja. Istri dan Keluarga menganjurkan istirhat dirumah, namun saya tidak yakin dengan karakter yang saya miliki yakni tidak akan istirahat atau dirawat sebelum benar-benar roboh, membuat saya berpikir positif untuk dirawat dirumah sakit meskipun saya harus bersahabat dengan musuh bebuyutan yaitu infus.
Alhamdulillah. lima hari perawatan yang saya jalankan dirumah sakit dengan sifat istirahat total, terasa tubuh ini lumayan fit, namun masih harus diwaspadai agar tidak terlalu capek atau kerja tanpa aturan waktu. Dengan kondisi badan yang memang masih dalam tahap hati-hati, semuanya bergantung kepada saya dalam menjaganya karna penyakit tifus ini tidak akan sempurna kesembuhannya kecuali menjaga tubuh untuk selalu fit, tidak terlalu capek dan harus banyak minum air putih. Jika kondisi badan tidak fit maka kemungkinan penyakit tifus untuk kembali tidak menutup kemungkinan bahkan menjadi kepastian bagi yang telah mengalami penyakit ini.
Dari pengalaman yang saya alami, ada baiknya saya sharing dengan teman-teman akan penyakit tifus ini sebagai berikut:
Definisi:
- Demam tifoid atau typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhosa. Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja
Gejala atau ciri-ciri penyakit Tifus:
Setelah infeksi terjadi akan muncul satu atau beberapa gejala berikut ini:
- demam tinggi dari 39° sampai 40 °C (103° sampai 104 °F) yang meningkat secara perlahan mulai sore hari hingga dini hari
- tubuh menggigil
- denyut jantung lemah (bradycardia)
- badan lemah ("weakness")
- sakit kepala yang hebat pada malam hari, terutama di belakang kepala
- nyeri otot myalgia
- kehilangan nafsu makan
- konstipasi
- sakit perut
- pada kasus tertentu muncul penyebaran vlek merah muda ("rose spots")
Penegakan Diagnosis:
Penegakan diagnosis dapat dilakukan di Laboratorium Klinik menggunakan Widal Test, tetapi hasilnya tidak dapat diketahui segera, sehingga dokter telah memberikan anti-biotik kepada pasien berdasarkan gejala dan hasil Widal Test biasanya negatif, karena telah diberi anti-biotik sebelumnya.
Perawatan dan obat penyakit tifus:
Tifus dapat berakibat fatal, pemotongan usus atau bahkan kematian. Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciproloxacin sering digunakan untuk merawat demam tipoid. Yang perlu diperhatikan adalah bila suhu telah turun dan merasa segar, bukan berarti telah sembuh, karena usus masih tipis oleh karenanya makanannya harus bertahap mulai dari bubur saring, bubur, nasi lembek dan baru nasi. Selain makanan yang harus dijaga adalah tidak boleh bekerja berat, sebelum benar-benar sembuh, karena usus dapat robek/terluka dan suhu badan naik kembali seperti semula, walaupun bakterinya telah tiada.
Bila tak terawat, demam tifoid dapat berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. Kematian terjadi antara 10% dan 30% dari kasus yang tidak terawat. Vaksin untuk demam tifoid dapat melindungi sekitar 70 percent lebih orang yang telah divaksinasi, jika sudah divaksin dan masih terkena biasanya ringan dan dianjurkan untuk anak-anak dan dewasa setiap 3 tahun sekali. Vaksinasi jauh lebih murah daripada terkena Tifus dan harus istirahat total di tempat tidur. Penyakit ini biasanya berjangkit di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, dimana tingkat kebersihannya kurang.
Hindari makanan yang pedas dan asam serta berat.
id.wikipedia.org/wiki
No comments:
Post a Comment